Yuks kita lanjut cerita perjalanan Umroh tahun 2013 tahun.
Day 4:
Gak berasa udah empat hari gw berada di tanah Arab. Hari ini adalah waktunya keberangkatan menuju Mekkah dan menjalankan Umroh untuk pertama kalinya. Pagi hari ketika masih di Madinah tidak ada kegiatan khusus dari rombongan. Gw dan keluarga menghabiskan waktu terakhir di kota ini untuk ibadah dan mengunjungi makam sahabat-sahabat Nabi di dekat Masjid Nabawi.
Kalau gak salah, hari ini juga sempat pergi ke pasar kurma bersama teman-teman rombongan. Yang unik adalah, karena ini di luar jadwal, maka kita (sekitar 10 orang) pergi ke sana dengan menaiki taksi. Saat itu gw baru tahu kalau naik taksi di Arab, harus laki-laki yang naik duluan baru perempuan. Sedangkan ketika turun, harus perempuan duluan baru laki-laki. Katanya sih, banyak kejadian kalau perempuan ditinggalkan sendirian di dalam taksi sering dibawa kabur sama supirnya. Serrreeemmmm!!!
Ketika berbelanja Kurma, gw juga membeli banyaaaaaaaaaaaak sekali cokelat untuk oleh2. Hehehehe abisnya murah loh! Jadi pas pulang gw membawa oleh2 cokelat buat temen2 semua. Cokelaaatttt!!!!
Nah sore harinya baru kami berangkat menuju Mekkah. Namun sebelum itu, kami mampir di Bir Ali untuk mengambil Ihram. Dari sinilah awal dimulainya ibadah Umroh. Kami berganti pakaian serba putih, menutup semua bagian aurat dan memastikan tidak ada sehelai rambut pun yang terlihat, ber-wudhu, dan niat ihram. Saat di Masjid Bir Ali ini tidak sempat untuk mengambil foto apapun karena waktu yang diberikan sangat terbatas. Setelah itu baru dimulailah perjalanan menuju Mekkah.
Kami sampai di kota Mekkah sekitar jam 9/10 malam. Saat itu bus langsung mengantarkan kami ke hotel tempat menginap. Kali ini letak hotel sedikit jauh dari Masjidil Haram, yaitu sekitar 500-700 meter dengan berjalan kaki. Maklum, hotel-hotel di sekitar masjid sangat penuh oleh Jamaah Umroh. Setelah sampai hotel, kami melakukan pembagian kamar dan koper, makan malam, barulah kami berangkat menuju Masjidil Haram.
Yup! Umroh pertama dilakukan tengah malam hari. Hehehhe...
Katanya sih biar gak kepanasan dan gak terlalu rame...
Tapi nyatanya??? Penuh bangeeeetttt!!!
![]() |
Pemandangan dari luar Masjidil Haram di malam hari |
![]() |
Malam hari tidak berarti masjid ini sepi... |
Saat berjalan menuju masjid, tidak henti-hentinya kami mengumandangkan doa. Saat melihat bangunan masjid yang begitu megah, besar, dan indah, gak berhenti hati ini bersyukur bisa berada di sana...
Kamipun langsung memasuki gedung masjid tanpa lupa mengingat nomor pintu tempat kami masuk. Jika kami terpisah dari rombongan, maka kami akan tahu harus menuju ke mana. Begitu masuk, sama seperti di Masjid Nabawi, tas dan barang bawaan kami diperiksa. Selain itu juga berjejer banyak sekali galon-galon air Zam-zam untuk minum para jama'ah. Sama seperti di Masjid Nabawi. Kita bahkan bisa memilih mau air Zam-zam yang dingin atau biasa.
Setelah lebih masuk ke dalam dan menuruni anak tangga (karena Ka'bah sesungguhnya berada di lembah), bangunan Ka'bah pun terlihat. Tanpa terasa air mata pun mengalir deras. Ada rasa haru yang membanjiri hati karena bisa melihat dan berada di pusat bumi ini... Langsunglah kami ber-Tawaf mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh putaran...
![]() |
Seusai Tawaf, muka masih sembab habis menangis... |
![]() |
Alhamdulillah 4 saudara berkumpul lagi setelah terpisah saat Tawaf. |
Selesai Tawaf, kami menunggu hingga semua rombongan berkumpul. Oh ya, meskipun sudah mengambil Ihram juga di Bir Ali sayangnya nyokap gak bisa ikutan Umroh karena tiba-tiba haidnya keluar di luar jadwal. Jadi dari sekeluarga hanya berlima aja, oh dan sama Tante Ani juga.
Ketika semua sudah berkumpul, kami langsung menuju bukit Safa dan Marwah untuk ber-Sa'i. Selama ini gw berpikir bahwa kedua bukit tersebut letaknya jauh, tapi ternyata hanya tinggal berjalan kaki sedikit dari Ka'Bah. Bahkan lokasinya masih dalam satu bangunan masjid.
Ketika Sa'i rombongan terbagi menjadi dua, laki-laki dan perempuan. Hal ini dikarenakan laki-laki harus berlari kecil sedangkan wanita berjalan kaki sudah cukup. Ketika Sa'i akhirnya pun terpisah lagi. Gw, Pipi, dan Tante Ani jalan bertigaan tanpa terburu-buru mengejar yang lain. Kami tidak ingin memaksakan diri. Di tengah perjalanan, bertemu dengan salah seorang nenek anggota rombongan yang juga terpisah. Mungkin karena dia tidak bisa mengimbangi kecepatan ibu-ibu lain.
Akhirnya gw menggandeng nenek tersebut, gw lupa namanya siapa. Setelah selesai umroh, gw baru tahu bahwa nenek itu adalah ibu dari pimpinan pemilik travel. Jadilah gw berempat Sa'i hingga tujuh kali antara dua bukit tersebut. Jaraknya jauh tapi tubuh tidak terasa lelah. Gw sebenarnya sempat khawatir apa nenek akan kuat jalan terus, sampai gw berkali-kali bertanya apa beliau mau istirahat dulu. Tapi Alhamdulillah nenek pun kuat. Sayangnya, di putaran terakhir Sa'i, gw dan nenek terpisah dari Pipi dan Tante Ani. Bingung mau kemana, gw inget pesan pembimbing. Kalau terpisah, tunggu di puncak bukit Marwah. Maka itu gw dan nenek menunggu di sana hampir setengah jam hingga bertemu dengan pimpinan rombongan.
Setelah bertemu dengan pimpinan, gw langsung Tahallul (memotong sebagian rambut) lalu berkumpul dengan yang lain. Saat itu gw belum bertemu dengan Tante Ani dan Pipi ataupun adik2 laki-laki dan bokap gw. Tapi insya Allah waktu itu gw yakin mereka baik-baik aja. Jadi gw tetap bersama rombongan untuk shalat Shubuh berjamaah di Masjidil Haram baru setelah itu kembali ke hotel tanpa alas kaki. Hehehe
Semua dikarenakan sepatu gw dibawa oleh Pipi, jadi gw kembali ke hotel hanya dengan kaos kaki... Lumayan lah daripada harus nyeker huehehehe
Semua dikarenakan sepatu gw dibawa oleh Pipi, jadi gw kembali ke hotel hanya dengan kaos kaki... Lumayan lah daripada harus nyeker huehehehe
Sampai di hotel, Alhamdulillah Pipi dan Tante Ani sudah ada di sana.... lega banget rasanya... Langsung deh mandi dan istirahat sebentar sampai waktunya untuk perjalanan berikutnya.
Regards,

~If you die trying for something important, then you have both honor and courage~
0 komentar:
Posting Komentar