Minggu, Februari 16, 2014 0 komentar

Umroh 2013 Part 7

Yeeaaaay!!! Akhirnya sampailah kita di hari-hari terakhir perjalanan Umroh tahun lalu.... Aaahhh gak berasa udah mau kelar aja ceritanya... hehehe kalo dijalanin juga memang waktu gak berasa sih... Tahu-tahu udah waktunya untuk pulang...

Day 8:
Pagi di hari ke-delapan ini dimulai dengan menyelesaikan packing. Yup! Gimanapun juga packing belum kelar kalau belum memasukkan semua perlengkapan mandi dan baju tidur yang terakhir dipakai di sini. Tapi karena sebagian besar sudah rapi, jadi tinggal selip sana selip sini dikit deh! Hehehehe...

Selesai packing, kita semua sarapan dan menunggu di lobi hingga semua anggota rombongan berkumpul. Selain itu kami juga masih harus menunggu bis rombongan datang yang hari itu agak terlambat. Sepertinya karena situasi jalanan yang padat.

Nah sambil menunggu, gak ada salahnya dong mau foto-foto dulu...

Bersama Ustadzah pembimbing kami...

Gaya dikit ah... hehehe

Aaaaah ini padahal bagus posenya!!!
Sayang blurrr!!!

Papski dan Momski... Tetap mesra :D
Btw setelah umroh terakhir, si Papa mencukur
habis rambutnya hehehe!
Nah setelah semua anggota rombongan berkumpul dan bis datang, kami pun berangkat menuju Jeddah untuk kembali terbang ke Jakarta. Selama perjalanan, kami sempatkan mampir ke sebuah pasar di Jeddah untuk membeli oleh-oleh. Nyokap sih lumayan lama belanjanya. Sedangkan gw, karena gak ada yang ingin gw beli lagi, jadi cuma liat-liat bentar, trus balik deh ke bis.

Setelah itu kami sempatkan untuk berkeliling kota Jeddah dan melihat beberapa lokasi bersejarah di sana. Salah satunya adalah Masjid Terapung di Laut Merah. Tapiiiii karena keterbatasan waktu, kami hanya sekedar mampir dan berfoto sebentar. Shalat pun gak sempat karena kami tiba sebelum Dzuhur sedangkan sudah harus berangkat menuju bandara.

Pipi. Tetep kece di pinggir Laut Merah.

Hilmy. Walo harus menahan sinar matahari, masih bisa
senyum menghadap kamera.
Gw.  Cuma foto ini yang hasilnya rada
bagusan. Hahahaha *miris!*
Setelah waktu berfoto habis, kami pun segera berangkat menuju bandara. Ternyata ketika sampai, waktu keberangkatan masih lama karena delay... TIDAAAAAKKK!!!!

Ya udah deh jadinya menunggu lama sampai sekitar jam 4 sore kalo gw gak salah... Sempet shalat Dzuhur dan Ashar baru akhirnya bisa boarding pesawat menuju Abu Dhabi untuk transit... Yang menyebalkan adalah para anggota rombongan yang dengan seenaknya tuker-tukeran kursi. Gw sampe hampir gak jelas bisa duduk dimana. Setelah melapor ke pramugari, dia pun kebingungan karena orang-orang tersebut gak jelas harusnya duduk dimana.

Akhirnya setelah semua sudah duduk tenang, dan ada satu bangku kosong, akhirnya gw bilang ke pramugari kalau gw duduk di situ aja. Dan dia sangat berterima kasih coz I didn't make a scene... wish I could... 

Penerbangan yang memakan waktu sekitar dua jam tersebut berjalan lancar. 

Sayangnya ketika sampai di Abu Dhabi-pun kami harus menunggu cukup lama. Sekitar enam jam kalo gak salah... Capeeeeee banget nunggunya! Alhamdulillah bandara ini sangat nyaman dan ada fasilitas tap water-nya. Jadi ya udahlah yaaa... asalkan bisa kembali dengan selamat, menunggu sedikit tidak masalah.

Day 9:
Pesawat Etihad akhirnya berangkat menuju Jakarta sekitar jam 2 pagi... Nganttuuuuuuuuk buangettt karena gw hampir gak tidur selama menunggu di bandara Abu Dhabi. Gw berharap bisa tidur di pesawat. Sayangnya hanya bisa tidur ayam... Tapi setidaknya gw duduk bareng Pipi lagi jadi no drama!

Si Pipi sama pramugari disangka masih anak-anak jadi dia dikasih mainan. Hahahaha!! Tampangnya lucu saat dia dapet mainan itu.

Daaaan... Alhamdulillah kami pun tiba dengan selamat di Jakarta. Setelah itu rasanya hanya ingin segera sampai di rumah dan tidur...

Nah begitulah kira-kira keseluruhan kisah perjalanan umroh tahun lalu! Gw hanya bisa berdoa bahwa suatu saat nanti, diizinkan dan diberi rizki untuk bisa datang kembali ke tanah itu... Kalau bisa, bersama kamu...

Amiiiiinnnnn.....

Regards,



 ~If you die trying for something important, then you have both honor and courage~
Kamis, Februari 06, 2014 0 komentar

Umroh 2013 Part 6

Mari kita lanjutkan cerita saat-saat terakhir ibadah Umroh 2013 lalu...

Day 7:
Di hari ke-tujuh ini sebenarnya adalah waktu untuk istirahat sebelum perjalanan pulang esok harinya. Namun karena kesepakatan sebagian besar jamaah Umroh untuk sekali lagi melakukan ibadah, maka diadakanlah kegiatan Umroh sekali lagi. Namun kali ini dibebaskan bagi yang ingin ikut saja, yang tidak ingin ikut ibadah cukup mengikuti kegiatan jalan-jalan tambahan ke peternakan Unta.

Yup! Kita mampir ke peternakan Unta dengan menggunakan dua bus kecil sewaan. Ceritanya banyak yang pengen lihat Unta dan minum susu Unta. Kalo gw sih sebenernya pengen coba minum juga, cuma karena dipeternakan tersebut lumayan bau kotoran Unta, jadinya gak minat lagi. Takut eneg...

Perjalanan menuju peternakan Unta...
Pipi dan teman barunya,.. hehe :D
The Majestic Camel... Nice eyelash!
Puas berfoto bersama unta-unta dipeternakan tersebut, barulah kami menuju ke Hudaibiyah untuk kembali mengambil Miqat dan niat berihram untuk melanjutkan ibadah Umroh. Awalnya gw dan Pipi tidak ingin ikut lagi karena kaki terasa cape banget. Cuma karena akhirnya nyokap bisa ikut Umroh dan minta ditemenin, jadinya ikutlah kami. Selain itu kami berpikir, kapan lagi? Selagi berada di Mekkah dan masih ada kesempatan, maka Umroh-lah kami.

Ketika sampai di Hudaibiyah, kondisi tidak begitu ramai karena hanya ada satu rombongan lain selain kami yang sedang niat berihram di sana. Yang mengejutkan bagi gw, Masjid Hudaibiyah, yang juga merupakan salah satu tempat bersejarah ketika Rasulullah SAW melakukan perjanjian dengan Bani Quraisy di sini, sangat tidak terawat...

Masjidnya kecil dan sedikit kotor, toiletnya pun kurang baik dan airnya sedikit kotor... 

Selesai ambil Wudhu, nyokap baru ngeh kalo ternyata dia masih 'halangan' karena keluar lagi. Jadinya hanya gw dan Pipi yang niat untuk Umroh. Meskipun begitu tetep semangat! 

Ketika Shalat di dalam Masjid, gw sedih melihat ruangan shalat perempuan hanya terdiri dari dua shaf saja. Selain itu karpet yang mengalasi lantai pun kotor. Mukena dan Al-Quran yang disediakan juga sudah sangat berdebu dan tidak terawat. Selain itu juga ada bak tempat menaruh sumbangan untuk perawatan Masjid. Sungguh gw gak habis pikir.... Namun hal inilah yang akhirnya membuat gw memutuskan untuk menaruh Al-Quran ukuran sedang yang gw bawa di sini. Tadinya mau gw hibahkan di Masjidil Haram. Tapi... sepertinya di Masjid Hudaibiyah ini lebih membutuhkan.

Sambil menaruh Al-Quran itu, gw berdoa, bahwa jika Allah mengizinkan gw ingin kembali lagi ke sini dan menyumbangkan lebih banyak untuk Masjid ini. Semoga terkabulkan... Amiiiinnn...

Selesai itu semua, gw dan Pipi segera balik ke bus. Ternyata kita berdua dicari-cari sama pemandu karena kita yang paling terakhir selesai. Hehehe... langsung ke kembali ke Mekkah dan menuju Masjidil Haram. Akhirnya hanya Bokap, gw, Pipi, Ihsan, Hilmy, dan sebagian jamaah rombongan yang kembali Umroh. Nyokap dan Tante Ani kembali ke Hotel untuk istirahat.

Ada yang berbeda saat Umroh kali ini...

Ketika masuk masjid, biasanya kami disambut oleh penjaga masjid wanita yang berpakaian serba hitam. Mereka selalu memeriksa tas, mengobrak-abrik isinya, dan menyuruh kami untuk cepat-cepat. Namun kali ini yang menyambut kami adalah seorang penjaga masjid yang sangat ramah. Ia menyapa "assalamuaikum" pada gw dan Pipi, memeriksa isi tas sebentar, lalu mendoakan kami saat masuk ke dalam.

Gw dan Pipi berkata, "tumben".

Kami pun langsung melaksanakan ibadah umroh dengan mengelilingi Ka'bah / Thawaf. Siang itu suasana lebih sepi dari biasanya. Karena memang sejak awal kita terpisah dari rombongan, jadi kita berduaan aja thawafnya dengan lebih santai. Di putaran ke-tiga, gw dan Pipi melihat bagian belakang Ka'bah yang sepi. Lalu kami berpikir untuk mendekat ke arah Ka'bah untuk sekedar memuaskan keinginan menyentuh tembok Ka'bah. 

Kami berjalan mendekat, mengangkat tangan untuk menyentuh tembok. Tepat ketika tangan kami nyaris menyentuh Ka'bah ada tangan lain yang menarik pergelangan kami. Dua orang perempuan kecil berpakaian serba putih menarik tangan kami dan berkata, "Ayo cium batu Hajar Aswad!"

Gw dan Pipi berpandangan bingung kemudian bertanya, "Memang bisa?". Karena selama ini kami selalu melihat betapa penuh dan berdesak-desakkannya orang yang ingin mencium batu dari Surga tersebut. Jadi kami tidak berniat sama sekali meskipun keinginan memang ada.

Dengan lantang mereka menjawab, "Bisa!"

Masih dengan kondisi kebingungan, kami mengikuti saja arahan mereka menuju lokasi batu Hajar Aswad di samping pintu Ka'bah. Sungguh perjuangan yang melelahkan dan sulit ketika menerobos desakan orang-orang yang berkumpul di sekitar situ. Dua perempuan tersebut membawa kami melewati bagian depan pintu Ka'bah dan berpegangan erat di sana sambil perlahan-lahan masuk ke bagian paling depan.

Entah berapa banyak orang yang terlempar keluar, terdorong, terjepit, terinjak demi mencium Hajar Aswad. Sepanjang waktu gw dan Pipi selalu berdoa dan berdzikir agar diberi kemudahan jika memang kami diizinkan untuk mencium batu tersebut. Sepanjang usaha kami yang melelahkan tersebut, dua perempuan yang membantu kami itu, berkali-kali berkata "Sabar ya!", "terus dzikir!" sambil menarik kami menerobos kerumunan orang. Sampai tiba akhirnya giliran Pipi lalu gw.

Ajaib! Ketika kepala gw masuk ke dalam lingkaran untuk mencium batu tersebut. Semua suara hilang. Dunia terasa kosong. Hanya ada air mata yang menetes deras, ciuman panjang, dan doa yang tak henti gw panjatkan. Tidak ada satupun tangan yang menarik gw keluar seperti orang-orang sebelumnya. Namun gw sadar, ada orang lain yang menunggu giliran, karena itu gw mengeluarkan kepala dan tak henti bersyukur...

Saat menulis ini pun, air mata gw mengalir mengingat saat-saat itu... sungguh mengharukan...

Keluar dari kerumuman orang di sana lebih mudah asalkan kita tahu caranya, yaitu dengan berjalan mundur keluar. Selesai dari sana, gw ketemu Pipi, sujud syukur, dan berdoa... 

Indah...

Ya Allah sungguh aku ingin kembali ke rumahmu lagi...

Setelah itu gw dan Pipi kembali meneruskan thawaf dan Sa'i. Di tengah perjalanan Sa'i sempat ketemu bokap dan kami langsung laporan bahwa kami pun berhasil mencium Hajar Aswad, setelah sehari sebelumnya bokap yang akhirnya juga sukses melakukan hal yang sama. Beliau mengucap 'Alhamdulillah'.

Selesai Sa'i, kami tahalul dan kembali ke Hotel untuk istirahat.... Sampai di hotel, segera laporan juga ke nyokap mengenai pengalaman yang baru saja kami alami. Nyokap juga senang banget walaupun gw tahu dia pasti sedih karena tidak bisa sekalipun melaksanakan ibadah umroh.

Selain itu kabar gembira lainnya, Hilmy, adik cowok gw juga berhasil mencium Hajar Aswad keesokan harinya. Bokap pun segera menceritakan hal ini kepada pemimpin rombongan. Bagaimanapun juga, bokap pasti senang banget. Pemimpin rombongan bilang bahwa ini berkat kebaikan leluhur keluarga kami juga. Alhamdulillah...

Malam harinya gw, Pipi, dan bokap melaksakan shalat Isya terakhir dan thawaf Wada (perpisahan) di Masjidil Haram agar keesokan harinya bisa lebih tenang saat mempersiapkan kepulangan. Karena selesai thawaf Wada tidak boleh kembali ke Masjidil Haram lagi. Sedangkan nyokap hanya berdoa dari luar masjid saja.

Selesai itu baru kami mampir ke mall nemenin nyokap belanja. Setelah itu gw, Pipi, dan bokap mampir ke pertokoan menuju hotel untuk membeli Nasi Kebuli, Muthabak (martabak versi Arab), dan Kebab. Bokap sih langsung menggunduli kepalanya karena sudah ber-Nadzar. Hehe...

Nasi Kebuli yang gw beli bermacam-macam variasi lauknya karena dibeli di semacam fastfood chain di sana. Rasanya lumayan-lah... Tapi nasinya buanyak buanget!!! Sampe makan berdua sama bokap aja gak habis. Sedangkan Muthabaknya tidak seenak di sini... kurang garam hahahah... Yang memuaskan itu Kebabnya, karena isinya beda dengan di sini yang banyak mayonaise-nya. 

Alhamdulillah puas banget di hari tersebut. Bisa ibadah dan juga mencoba makanan setempat...

Tinggal satu hari lagi yang tersisa di Tanah Haram ini... lanjut di postingan berikutnya yah... ^^

Regards,

 

 ~If you die trying for something important, then you have both honor and courage~
Selasa, Februari 04, 2014 1 komentar

Umroh 2013 Part 5

Waaah maaf karena kesibukan jadinya lupa mau lanjut posting tentang perjalanan Umroh tahun lalu. Oke sekarang kita lanjut lagi...

Day 5:
Di hari ke-lima ini sebenarnya tidak ada sesuatu yang spesial, karena memang kami satu rombongan di jadwalkan untuk beristirahat di hotel dan beribadah di Masjidil Haram. Jadi seharian memang tidak pergi kemana-mana selain ke Masjid. Sedangkan nyokap yang masih 'halangan' mampir2 ke mall depan masjid untuk sekedar cari oleh-oleh. Hehehe seperti biasa deh...

Day 6:
Nah di hari ke-enam, kami satu rombongan akan melaksanakan kembali ibadah umroh. Namun sebelumnya kita sempatkan dulu untuk mengunjungi beberapa tempat bersejarah yaitu Jabal Nur, Gua Hira (tapi gak sempet mendaki), padang Arafah, dan Jabal Rahmah. Di Jabal Rahmah yaitu tempat bertemunya Nabi Adam dan Siti Hawa, kita sempatkan memanjat ke atas bukit-bukit berbatu dan berdoa di sana...

Doa yang utama? Jodoh... hehehe...
Sebelum mendaki ke Jabal Rahmah, foto dulu bareng
sama Ustad Amir, pemimpin rombongan.
Terjalnya bebatuan yang harus didaki untuk sampai di
puncak Jabal Rahmah
Mendaki Jabal Rahmah itu gampang-gampang susah loh! Gampangnya karena bebatuannya tidak licin dan sebagian permukaan tanah sudah diratakan dan ada bagian yang dijadikan tangga. Susahnya karena tidak semua anak tangga ataupun batunya berukuran sama. Ada bebatuan yang kecil jadi mudah didaki, ada yang besaaar banget. Sehingga untuk beberapa orang harus butuh bantuan dari orang lain untuk bisa mendakinya.

Alhamdulillah sampai di puncak dan sempat berdoa...
Foto lagi dong sekeluarga!
Kali ini fotonya membelakangi Padang Arafah.
Selesai berdoa dan berfoto-foto, kami kembali menuruni bukit berbatuan terjal ini. Seringkali dibantu oleh pemandu saat itu [saya lupa nama beliau siapa... ('.')] untuk turun hingga ke bawah. Setelah itu berkumpul lagi deh di bus.

Sempat ada kejadian satu orang dari rombongan menghilang entah kemana. Klo gak salah ibu-ibu dan masih tetangga di kompleks rumah gw. Setelah mencari, menunggu, dan kebingungan, akhirnya ibu tersebut bisa dihubungi. Ternyata beliau sempat terpisah dari rombongan dan tidak ingat lokasi bus berada. Karena panik dan mengira sudah ditinggal, dia akhirnya ikut dengan bus rombongan lain menuju lokasi berikutnya yaitu Ji'ranah untuk mengambil Miqat.

Sampai di Masjid Ji'ranah, kami semua langsung turun untuk segera mengambil wudhu, shalat, dan niat Ihram kembali. 
Masjid Ji'ranah. Foto diambil dari web lain...
Pada hari itu, masjid ini amat sangat penuh sampai sulit untuk masuk ke gedung utama. Bahkan untuk mengambil wudhu-pun tidak bisa karena airnya tidak mengalir... Akhirnya gw, Pipi, dan Tante Ani memutuskan untuk membeli air botolan untuk dipakai ber-wudhu. Selesai ber-wudhu barulah kami segera shalat dan niat Ihram. Ketika shalat, gw baru tahu kalau ternyata wanita itu tidak shalat di dalam gedung utama, tetapi di ruangan yang disediakan di luar masjid... Mungkin karena bagian utama masjid tidak terlalu besar kali ya... Dan beda dengan masjid-masjid yang sebelumnya gw kunjungi. Bagian dalam ruang shalat perempuan masjid ini sangat sederhana... hanya ruang kosong beralaskan karpet tipis tanpa ada ornamen arsitektur apapun. Hmmm...

Selesai shalat, gw, Pipi, dan Tante Ani pun kembali ke bus. Takut ditinggal. Hahahaha...

Eh, ternyata yang lain banyak yang belum selesai. Nyokap gw pun gak ada di bus... Akhirnya kita bertiga sempetin mampir ke abang2 jualan (asal banget gw nyebutnya abang2) untuk beli gantungan kunci boneka unta. Hehe lumayan buat oleh-oleh. Tidak lama kemudian, nyokap kembali dari mengambil air yang katanya berkhasiat menyembuhkan penyakit.

Setelah semua selesai berkumpul, kami melanjutkan perjalanan untuk kembali ke Masjidil Haram dan melaksanakan ibadah umroh yang ke-dua kalinya. Alhamdulillah kali ini lebih lancar dari sebelumnya. Dan karena dilakukan siang hari setelah shalat Dzuhur, justru kondisi di sekitar Ka'bah lebih sepi dari umroh pertama. Memang sih lebih panas karena matahari pas terik-teriknya, tapi sungguh lebih nyaman untuk dikerjakan karena tidak berdesak-desakkan dengan banyak orang.

Selesai Thawaf dan minum air zam-zam sempatkan
mengambil momen sambil menunggu anggota rombongan
yang lain. Ade' gw si Ihsan entah dimana...
Setelah rombongan kembali berkumpul semua, kami melanjutkan ibadah berikutnya yaitu Sa'i. Alhamdulillah kali ini tidak terpisah dengan rombongan seperti sebelumnya. Bahkan di akhir putaran, kami bisa ber-Tahalul bersama dan menunggu waktu shalat Ashar bersama juga.

Meskipun lelah setelah Thawaf, Sa'i, dan Tahalul,
tetep cantik kan kami berdua? hehehe...
Selesai melakukan seluruh rangkaian ibadah Umroh ini, kami pun berangkat kembali menuju hotel. Tapi sebelumnya tidak lupa untuk ngabarin nyokap supaya ia sempatkan mampir dulu ke Masjid untuk foto bersama. Maklum hingga saat itu, nyokap masih 'halangan' jadi gak bisa ikut ibadah sama-sama. Yah setidaknya ada foto barenglah di depan Masjid hehe...

Akhirnya ada foto sekeluarga di depan Masjidil Haram
Momski dan Papski. Nostalgia waktu
pergi Haji dulu...
Selesai foto-foto kami pun kembali ke Hotel untuk beristirahat sejenak dan mandi. Karena malam harinya mau ibadah lagi dan sempet mampir ke mall deh kalo gak salah untuk beli makanan dan nyokap nyari2 oleh-oleh gitu.

Nah kira-kira seperti inilah kisah di hari ke 5 & 6 selama perjalanan Umroh... Tunggu kisah hari berikutnya yaaahhh... ^^

Regards,

 

 ~If you die trying for something important, then you have both honor and courage~
 
;