Senin, Agustus 23, 2010

Bias = Iris


I have found almost everything ever written about love to be true. Shakespeare said, "Journeys end in lovers meeting". Oh, what an extraordinary thought. Personally, I have not experienced anything remotely close to that but I'm more than willing to believe Shakespeare had. I suppose I think about love more than anyone really should. I'm constantly amazed by its sheer power to alter and define our lives. It was Shakespeare who also said, "Love is Blind". Now, that is something I know to be true.

For some, quite inexplicable...love fades.
For others, love is simply lost
But then, of course, love can also be found
Even if just for the night.

And then there's another kind of love. The cruelest kind. The one that almost kills its victims. It's called the unrequited love. Of that, I am an expert.

Most of our love stories are about people who fall in love with each other. But what about the rest of us? What about our stories? Those of us who fall in love alone.

We are the victims of one-sided affair. We are the cursed of the loved ones. We are the unloved ones. The walking wounded. The handicapped without the advantage of a great parking space.

Just a sight of him, heart ponding, throat tickening, absolutely can't swallow.

Di atas adalah potongan dari prolog di awal film The Holiday. Bisa dibilang film The Holiday ini adalah film favorit gw sepanjang masa dan mungkin sudah puluhan kali gw tonton ulang. Sejak pertama kali nonton film ini, gw udah merasakan ada kemiripan karakter dan kisah hidup antara gw dan salah satu tokohnya yaitu Iris. Tidak menyangka bahwa akhirnya ternyata kami memang mirip. Memang tidak 100% mirip, tapi kami menjalani masalah cinta dan karakter yang nyaris sama.

Iris Simpkins adalah seorang kolumnis di sebuah koran lokal di Inggris. Dia sangat suka menulis dan sering diminta bantuan untuk memeriksa naskah awal dan memberi masukan untuk buku temannya atau lebih tepatnya, mantan pacarnya Jasper Bloom. Gw, Bias adalah seorang mahasiswi (sekarang pengajar sih, hehehe…) yang juga senang menulis dan membaca. Cukup sering memberi masukan dan bantuan untuk pekerjaan atau tugas-tugas kampus temannya saat masih kuliah atau lebih tepatnya, mantan pacar yang bernama A.

Gw dan Iris sama-sama jatuh cinta pada seseorang di lingkungan yang sama. Iris jatuh cinta pada rekan kerjanya di kantor, gw jatuh cinta pada teman sekelas di kampus. Dan kami akhirnya menyadari bahwa apa yang kami rasakan pada mereka adalah cinta bertepuk sebelah tangan. Bahwa hanya kami yang mencintai pria-pria itu sedangkan mereka, tidak jelas apa yang ada dalam benak mereka. Kadang manis, kadang datang, kadang pergi, kadang pahit, tapi melenakan.

Kami juga sering kali terlena dengan sedikit perhatian, pujian atau kata-kata manis dan kami anggap itu bukti cinta dari mereka. Kami mudah sekali untuk luluh. Dan kami, meski di dasar hati kami menyadari bahwa dia bukanlah orangnya, kami tidak bisa lari dari cinta itu atau mungkin tidak mau lari. Dan kami mencintai mereka selama bertahun-tahun. Iris tiga tahun, dan gw empat tahun.

Lalu di satu ketika, ketika kami tidak siap, mereka tiba-tiba memutuskan untuk menjalin hubungan dengan wanita lain. Jasper akan menikah, A punya pacar baru. Saat mengetahui itu, Iris berdiri mematung lalu pulang ke rumahnya sambil menahan tangis yang akhirnya meledak ketika ia sampai di depan pintu rumahnya. Sedangkan gw, ketika mendapat sms dari dia, harus menahan beberapa saat karena pikiran gw seperti berputar-putar, jatuh terduduk di tempat tidur, menelepon sahabat, dan meledaklah tangisan gw. Saat-saat kami menahan air mata untuk jatuh begitu memilukan. Kami mencoba sebisa mungkin untuk berpikir jernih dan menghibur diri untuk sesaat, namun akhirnya kami tidak bisa.

Iris mengalami kejadian itu di awal liburan natalnya, sedangkan gw di awal bulan Ramadan. Sungguh waktu yang seharusnya penuh dengan kebahagiaan. Iris beruntung karena dia mendapat kesempatan untuk liburan ke tempat yang jauh dan indah. Gw beruntung karena punya tempat untuk mengadu dan bercerita, walaupun pengen juga sih liburan kayak Iris.

Setelah tiba di L.A, Iris bertemu dengan seorang pria tua mantan penulis peraih pengharggaan Oscar, Arthur Abbot. Pria itulah yang mengajarkan Iris bagaimana seharusnya bersikap sebagai seorang wanita dewasa. Arthur jugalah yang menceritakan pada Iris tentang dunia perfilman Hollywood. Satu hal yang sangat dikagumi oleh Iris.

Ada sebuah adegan ketika Iris dan Arthur makan malam bersama dan Iris menjelaskan alasannya liburan sendirian ke L.A yaitu untuk menghindari Jasper yang telah membuatnya patah hati. Arthur memberi sebuah nasihat pada Iris seperti ini:

Iris, in the movies, we have leading ladies, and we have the bestfriend. You, I can tell, are a leading lady. But for some reason, you're behaving like the bestfriend.

Mendengar kata-kata Arthur, Iris tersadar. Apa yang dikatakan Arthur memang benar. You should be a leading lady in your own life, for GOD sake!!! Iris mengatakan kata-kata Arthur itu brutal tapi brilian.

Sama halnya dengan gw, ketika menceritakan masalah ini pada seorang sahabat, yaitu Hana. Dia bilang:

Bias, lo itu asisten dosen, sekarang dosen, lo itu pinter, kenapa lo bego banget mau diperlakukan seperti ini terus sama dia. Dikit-dikit luluh. Makanya lo jatoh lagi dan lagi ke lingkaran setan itu.

Dan Pak Joe (my favorite lecturer ever!), yang mengajarkan gw banyak hal tentang cara menulis dan pendalaman dalam menulis, mengatakan:

Bias itu memang harus ditampar dulu biar sadar. Udah beberapa kali dicubit, gak ngefek juga. Akhirnya ditampar sekalian.

Ya, bener banget! Gw dan Iris sama-sama ditampar dengan sebuah kejadian untuk membuat kami sadar. Membuat kami terjatuh ke dasar titik nol, memaksa kami untuk perlahan-lahan menyatukan jiwa kami yang hancur berantakan. Jawaban dari Arthur, Hana dan Pak Joe memiliki kesamaan. Brutal tapi brilian.

Tidak lama kemudian ada sebuah adegan di mana Iris berkenalan dengan Miles, seorang film composer. Miles dikhianati oleh pacarnya dan dia bertanya pada Iris, “Why am I attracted to a person I know isn't good?”. Sebuah pertanyaan yang juga ada dalam pikiran gw dan Iris. Lalu Iris menjawab pertanyaan Miles dengan tepat:

Because you're hoping you're wrong. Every time she does something that tells you she's not good, you ignore it. Every time she comes through and suprises you, she wins you over. And you lose that argument with yourself that she's not for you. Classic, right?

Sangat klasik. Persis dengan apa yang gw alami. Selama ini gw selalu berharap semua pikiran gw salah. Tiap kali dia melakukan hal yang menyatakan bahwa dia gak baik untuk gw, gw abaikan. Tiap kali dia datang dan melakukan hal yang manis atau memberi sebuah kejutan, dia memenangkan hati gw lagi. Dan argumen gw dengan diri gw sendiri bahwa dia bukan untuk gw, akhirnya kalah.

Lalu Iris menceritakan kisahnya pada Miles untuk menunjukkan bahwa ia sangat mengerti bagaimana perasaan Miles saat itu. Persis seperti apa yang gw rasakan.

It turned out that he wasn't in love with me like I thought.

What I'm trying to say is I understand feeling as small and as insignificant as humanly possible. How it can actually ache in places you didn't know you had inside you. It doesn't matter how many new haircuts you get, or gyms you join, or how many glasses of Chardonnay you drink with your girfriend. You still go to bed every night going over every detail and wonder what you did wrong or how you could have misunderstood.

And how in the hell, for that brief moment you could think that you were that happy?

And sometimes you can even convince yourself that he'll see the light and show up at your door. And after all that, however long "all that" may be, you'll get somewhere new. And you'll meet people who make you feel worthwhile again. And little pieces of your soul will finally come back. And all that fuzzy stuff, those years of your life that you wasted that eventually begin to fade.

Rasa sakitnya tidak terbayangkan. Tidak tertahankan. Dan bisa terasa di tempat-tempat yang tidak pernah gw rasakan sebelumnya. Gak peduli udah baca buku, novel, ngetik, minum teh manis panas (gak boleh minum alkohol soalnya, hehe), olah raga ataupun berdoa. Setiap malam selalu teringat setiap detail dan bertanya-tanya apa yang salah dan kenapa gw bisa salah paham.

Dan entah bagaimana, sesaat ketika bersamanya, terasa begitu bahagia…

Dan ya, kadang gw meyakinkan diri gw sendiri bahwa suatu saat dia akan sadar dan muncul di depan rumah. Dan setelah semua itu, berapa lama pun ‘semua itu’, gw berada di sebuah tempat yang baru atau tepatnya kondisi yang baru. Dan gw menyadari bahwa masih banyak orang lain yang menghargai gw dan perlahan-lahan serpihan hidup gw akan menyatu kembali. Dan tahun-tahun yang terbuang sia-sia itu perlahan akan menghilang. Amin…

I’m sure that anything can happen in the future…

Oh ya! Gw dan Iris juga bisa dibilang ‘ditampar’ di saat-saat terakhir. Di akhir film, Jasper tiba-tiba datang dan bilang kalo dia gak mau kehilangan Iris. Dan Iris nyaris jatuh lagi kalo aja dia gak nanya apakah Jasper gak jadi nikah. Dan ternyata Jasper masih tetap mau menikah dengan calonnya. Kalo gw, hmmm gw rasa sih A gak bakalan tiba-tiba nongol depan rumah gw. Tapi dia jadian sama orang lain ketika dia akan berangkat ke Inggris. Dan gw nyaris memutuskan akan menunggu dia… Oh stupid me!!!

Dan akhirnya Iris mengatakan sesuatu yang ia pendam selama ini pada Jasper. Sesuatu yang harusnya ia katakan sejak dulu. Dan kata-kata Iris di bawah ini juga mewakili apa yang ingin gw katakan pada A (kalo dia baca).

Okay, this was a really close call. You know, I never thought I'd say this, literally never. But I think you were right about us. Very square peg, very round hole! And I'm about three years late in telling you this, but nevertheless I need to say it.

You have never treated me right. Ever!
You broke my heart. And you acted like somehow it was my fault, my misunderstanding, and I was too in love with you to ever be mad at you. So I just punished my self! For years!

Somehow newly entitles me to say, It's over. This twisted, toxic thing between us is finally finished. I'm miraculously done being in love with you! I've got life to start living, and you're not going to be in it. I think what I've got is something slightly resembling gumption.

Dalam film, endingnya berakhir dengan bahagia. Iris berhasil menemukan cinta yang baru yaitu Miles dan bisa benar-benar melupakan Jasper. Iris juga menemukan kekuatan hidupnya yang baru, semangat yang baru. Kalo gw, karena bukan film, jadi gak bisa di fast forward untuk lihat endingnya gimana.

Gw belom tahu akan gimana nantinya hidup gw. Apakah akan datang cinta yang baru, atau entah kapan cinta itu akan datang lagi. Dan yah pengen banget liburan kayak Iris. Liburan untuk menyegarkan pikiran. Sekedar jalan-jalan dan melihat hal-hal baru. Kalo dapet cinta baru kayak Iris, itu bonus namanya. Hehehehe…

Yang pasti saat ini gw masih mengumpulkan serpihan-serpihan jiwa dan hati gw yang hancur berantakan. Masih menuangkan keluh kesah dalam tulisan. Dan masih mencoba memperbaiki tulisan gw tentang Sherry. Dan insya Allah, sudah cukup kuat ketika mencoba untuk tidak menangis lagi. Bulan Ramadhan merupakan waktu yang tepat untuk memperbaiki segalanya, bukan? Gw akan terus berusaha sampai tiba saatnya di mana gw bisa berteriak lega seperti Iris di akhir film. Until I get those gumptions! Yeaaaaahhh!!!!



Regards,



~untuk mendapatkan sesuatu, kita harus menjalani proses seperti yang kita alami hari ini~

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Dear Bias..
You don't have to wait to see how will you become in the end,tinggal inget aja selalu tokoh Iris di film itu gmn akhirnya..? She gets over him, right? She moved on, right? Coz in the end, she realize that the man who keeps on breaking her heart, ain't worth any of her love..

So are you, dear Bias.. ^__^ he ain't worth all of your love.. You worth more than him..
Gw jg dulu pernah alami itu, mlh versi lebih serem lg.. Bias msh mnding blm prnah bnr2 disakiti physically or mentally, ya kan? well,I've been through a lot more worse..
Intinya adalah.. He ain't worth it.

You deserve to be happy, with someone else that WILL make you happy.. mgkn skrg blm ketemu aja.. but trust me,you'll find the One, or maybe he'll find you, hehehe..

Stay Strong, okay dear Bias..??? ^___^
- A.S -

Unknown mengatakan...

Terima kasih banyak Ayu...

Iya, dia gak berhak atas cinta gw...

Thank you... thank you...

thank you so much for your support...
thank you...

Unknown mengatakan...

''A'' amin kah???

Posting Komentar

 
;