This brake up thing have never been easy for me...
In this third day, I have to go back to campus and teach. It means, I have to be alone along the way there and back home inside my car. So yes you can guess what happened.
Sebenernya tadi pagi berharap banget kalau mahasiswi yang biasanya bareng sama gw ke kampus, ngajak bareng lagi. Supaya gw gak sendirian di mobil dan perhatian gw bisa teralihkan. Sayangnya gw harus berangkat hanya bersama dengan sakit kepala yang cukup menyiksa. Selain itu mencoba menahan air mata yang berusaha keluar sepanjang perjalanan.
Setelah sampai di kampus, selama mengajar dan berada di ruang dosen tidak menjadi masalah. Hanya sedikit gloomy dan gak bisa seceria biasanya ketika menghadapi mahasiswa. Yang jadi masalah utama adalah ketika makan siang.
Tanpa pikir panjang, gw memutuskan untuk makan di restoran fastfood deket kampus yang biasa gw dan dia datangi. Awalnya gak ada masalah sama sekali. Namun ketika makanan telah terhidang di meja, selera makan gw hilang, dan ada sekelebat bayangan dia di hadapan gw. Setengah mati gw nahan supaya gak nangis. Tapi gak bertahan lama. Sebisa mungkin gw habiskan makanan yang bisa tertelan dan setelah itu puas2in keluarin emosi yang tertahan di mobil.
Begitu pula ketika pulang dari kampus. Hampir sepanjang jalan gw nangis. Bahkan sampai rumah pun, gw harus tunggu di mobil sekitar 15 menit sampai air mata gak keluar lagi, sampai gw merasa sedikit tenang.
This is so hard. I can't handle the pain... can hardly breath... can barely speak...
It turns out to be true. When you fall in love, all of the love song finally seems logical. But when you broken-hearted, all of the happy, sad, and angry memories can make you cry.
It turns out to be true. When you fall in love, all of the love song finally seems logical. But when you broken-hearted, all of the happy, sad, and angry memories can make you cry.
Tapi biarlah... biarlah hanya gw dan dia saja yang merasakan kesedihan ini, bukan orang tua kami terutama ibu kami.
Actually, we do this not only because we were asked too. But because we don't want to see more tears in our mothers eyes. At first it was my mother who has been crying when we were still together. But then his mother was also feel the sadness because of the rejection from my family. So then we decided, it would be better if we are the only people who are crying, not our mothers.
Biarlah kami saja yang merasakan sakitnya, selama ibu kami merasa lega.
Biarlah kami saja yang menangis, selama ibu kami merasa tenang.
Hanya bisa berharap bahwa kami bener-bener bisa melewati ini. Bener-bener bisa menghadapi fase tersulit dalam patah hati ini...
Regards,
~If you die trying for something important, then you have both honor and courage~



0 komentar:
Posting Komentar