Selasa, Desember 31, 2013 0 komentar

Umroh 2013 Part 2

Di postingan sebelumnya, gw cerita tentang perjalanan umroh hari pertama. Sekarang waktunya lanjut ke hari ke-2.

Day 2:
Di hari ke dua, gw dan rombongan tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. Bandaranya simple, sederhana banget untuk ukuran bandara yang melayani ribuan pendatang dan tamu Allah setiap harinya. Cuma ada satu lantai namun memang banyak terminalnya. Ketika turun dari pesawat, kita harus menaiki shuttle bus menuju terminal kedatangan. Setelah itu mengantri untuk pemeriksaan imigrasi yang cukup panjang padahal saat itu masih sekitar pukul 5 pagi waktu setempat. 

Untuk antriannya pun sedikit membingungkan karena petunjuk antrian pun kurang jelas dan tidak sesuai dengan panel masing-masing. Tapi ya sudahlah ikut mengantri aja. Sambil antri ada beberapa petugas yang menawarkan kartu perdana provider lokal setempat. Gw sih gak beli karena nyokap udah beli dan gw pikir paling cuma butuh buat sms ke dia aja waktu itu, jadi gak perlulah pakai kartu baru.

Selama antri, gw disenyum2in terus sama petugas imigrasi di sana. Karena gw tahu cowok Arab itu katanya genit, jadi gw cuek2 dan diem aja.

Setelah sempat sholat shubuh di masjid bandara, gw dan rombongan pun naik ke bus yang akan langsung mengantar ke Madinah. Yup dua hari pertama kami habiskan di Madinah terlebih dahulu. Setelah itu baru melaksanakan Umroh di Mekkah.

Di bus menuju Madinah...
Cape tapi tetep sumringah!
Gw kira perjalanan ke Madinah itu hanya satu atau dua jam, ternyata sampai lima jam, saudara-saudara! Melintasi jalan tol panjang tanpa gerbang pembayaran yang terbentang di tengah-tengah gurun pasir dan bebatuan. Sepanjang perjalanan, gw bertanya-tanya, dulu ketika Hijrah ke Madinah, berapa lama yah yang Nabi Muhammad SAW butuhkan dengan menaiki Unta dan harus bersembunyi dari kejaran Quraish? Jawabannya delapan hari. Woooow...

Nah tempat pertama yang kita datangi ketika sampai di Madinah adalah Masjid Quba yaitu masjid pertama yang dibangun oleh Nabi Muhammad. Alhamdulillah ketika sampai di sana, pas adzan sholat Zuhur, jadilah kita sholat Zuhur berjamaah di sana, tanpa lupa sebelumnya sholat sunnah Tahiyatul Masjid untuk menghormati masjid yang kita datangi. Setelah sholat, tidak lupa berfoto lagi hehe...

Bersama Pipi di depan Masjid.
Agak susah mau foto dari jauh
karena pisah dari rombongan.
Di halaman belakang masjid.
Anginnya kencaang...
Selama di masjid ini, banyak anak-anak kecil yang berjualan souvenir seperti kalung ataupun tasbih. Kalau dari awal kita gak tegas bilang gak mau, mereka akan terus nawarin dan memaksa kita untuk membeli. 

Bahkan ada salah satu dari mereka yang sampai menangis agar barang jualannya dibeli. Haduuuuuhhhh...

Di pelataran parkir masjid juga banyak ruko-ruko yang menjual berbagai macam barang untuk keperluan ibadah maupun oleh-oleh. Namun karena bukan tujuan untuk berbelanja di hari itu, jadinya setelah sholat, foto2sebentar, langsung deh balik ke bus. Gak mau sampai ketinggalan bus soalnya. 

Niatnya mau difotoin dengan seluruh bangunan masjid terlihat.
Apa daya fotografernya kurang oke...
Setelah itu kita makan siang di bus dan melanjutkan menuju Masjid Nabawi. Kurang lebih sekitar jam 3an kami sampai di hotel. Hotelnya persis di depan pintu masuk masjid... Jadi deket banget gak perlu jalan jauh untuk sampai di masjid. Setelah sampai, pembagian kamar, dan merapikan koper, langsung mandi, ganti baju, lalu sholat di masjid.

Satu hal yang terucap ketika masuk ke pelataran masjid adalah "Subhanallah". Masjidnya besaaaaaar banget. Pelatarannya pun luas banget. Dan ada penutup di bagian atasnya. Keren banget deh! Arsitektur masjidnya pun lega baik di bagian dalam maupun luar.

Di pelataran Masjid Nabawi
Di depan pintu masuk Masjid
Sebenarnya di dalam Masjid itu gak boleh foto-foto, tapi yah ambil sedikit lewat kamera untuk lihat arsitektur bolehlah yaa... hehehe

Kalau sholat di masjid, jangan lupa untuk membawa kantung plastik tempat menaruh sandal / sepatu yang dipakai. Karena tidak aman kalau kita tinggal di luar ataupun di tempat rak sepatu. Bisa tertukar dengan punya orang lain soalnya. Atau bahkan kita lupa menaruhnya dimana. Ingat juga untuk masuk dan keluar dari pintu yang sama. Kalau tidak bisa-bisa kebingunan dan nyasar deh. Selama di sini, banyak sekali menemukan orang-orang terutama orang tua yang kebingungan untuk kembali ke hotel masing-masing.

Arsitektur dalam Masjid. Sungguh megah!!! Selain itu,
kalau di dalam, masjidnya terasa begitu luas karena tidak
terlihat ujungnya.
Setelah sholat Magrib, kembali ke hotel untuk makan malam dilanjutkan kembali ke masjid untuk sholat Isya. Selama di sini, kita dari rombongan terpisah karena memang tidak ada acara khusus. Benar-benar hanya ibadah jadi gw selalu bersama Pipi, nyokap, dan Tante Ani.

Pengalaman terpenting sebenarnya di hari ini adalah gw bersama nyokap, Pipi, dan Tante Ani berhasil shalat di Raudah. Apa itu?

Jadi, di bagian depan Masjid Nabawi, dulunya merupakan bangunan lama Masjid dan rumah Nabi Muhammad SAW. Tepat di depan mimbar ada bagian dimana Nabi sering berdoa. Nah katanya kalau kita shalat dan berdoa di situ, doa kita akan di-ijabah alias terkabulkan. Amiiiiinnn....

Setelah shalat Isya dan makan malam, akhirnya kami berempat mencoba untuk menuju ke tempat tersebut. Ternyata gak gampang, loh! Karena perempuan memang hanya diperbolehkan untuk masuk ketika lewat jam 10 malam menunggu para pria keluar dari tempat tersebut. Jadinya ada semacam tirai2 penghalang supaya perempuan dan laki-laki gak bertemu dalam Masjid saat waktunya perempuan mengunjungi Raudah.

Awalnya, kita gak bisa masuk lewat pintu shalat untuk perempuan seperti biasa, karena bagian tersebut hanya untuk shalat saja. Jadi kita harus masuk lewat pintu samping yang letaknya jauh hampir ke bagian depan. Setelah itu mengikuti petunjuk dan arahan dari para penjaga perempuan. Alur jalannya hampir seperti labirin karena berputar dan berkelok-kelok. Sepanjang memasuki Masjid hingga bagian terdepan, gw semakin terkagum akan betapa besarnya Masjid ini. Subhanallah...

Setelah sampai, akhirnya kita harus mengantri untuk bisa masuk ke Raudah. Antriannya panjang dan penuh sesak. Tapi kita tetap sabar menunggu. Saat menuju bagian depan antrian, gw memperhatikan bagian langit-langit masjid. Ternyata arsitektur dan ornamennya benar-benar beda dengan bagian masjid yang besar. Ini benar-benar bangunan awal masjid yang kemudian ditambahkan dengan bangunan baru. Di langit-langitnya tergambang rangkaian tumbuhan dan bunga-bunga sebagai ornamen dan hiasan. Indah banget...

Maaf karena gak sempat mengambil foto perbedaan arsitekturnya karena memang gak sempat dan gak kepikiran saat itu...

Setelah menunggu sekitar satu jam, akhirnya kami berempat bisa masuk dan shalat di sana. Tapi jangan berpikir bahwa mudah melakukan semua itu. Semua orang berebut dan berdesak-desakkan untuk shalat dan berdoa. Karena hanya khusus pada bagian yang dikelilingi oleh pilar hijau-lah yang merupakan Raudah. Jadinya kami harus shalat bergantian dua-dua, agar bisa saling menjaga. Kalau gak, bisa2 terinjak saat sujud atau tempat direbut orang saat kita berdiri. Heboh banget deh orang-orang di sana. Padahal sebenarnya kan bisa yah dibuat antrian yang lebih rapi...

Setelah shalat dan berdoa, kami kembali keluar masjid dan kehilangan kantong plastik yang berisi sepatu dan sandal yang kita bawa. Tapi ya sudahlah... tinggalkan saja... daripada harus kembali terinjak dan berdesakan dengan orang-orang di Raudah, kami rela berjalan kaki hanya dengan kaos kaki menuju ke hotel. Hehehe...

Nah kira-kira seperti itu pengalaman hari ke-dua di sana... Tunggu postingan berikutnya yaaah...

Regards,



 ~If you die trying for something important, then you have both honor and courage~
0 komentar

Umroh 2013 Part 1

Kemarin, gw mengantar dua orang Encang (uwak) dari nyokap untuk berangkat Umroh. Ketika tiba di Bandara, gw keinget masa-masa ketika gw sendiri yang berangkat Umroh bulan Februari - Maret lalu. Rasanya pengeeen banget berangkat lagi ke sana.

Cuma karena gak mungkin ke sana dalam waktu dekat ini, jadi gw coba lihat-lihat foto-foto ketika gw pergi Umroh sekeluarga waktu itu. Aaaahhhh jadi kangen berat...

Baru ngeh kalo pengalaman waktu itu sama sekali belum gw bagi di sini. Meski udah lama, gak pa-pa yah gw share sekarang. Hehehehe....

Day 1:
Hari pertama Umroh, kita berangkat dari rumah sekitar jam 11 siang karena harus kumpul di bandara jam 1an bersama rombongan untuk pengarahan dan lain-lain. Waktu itu yang nganter adalah Encang Romli (yang kemarin berangkat) dan temen2 rumpinya si Mama. Dari awal berangkat udah pakai pakaian muslim putih plus blazer batik seragam rombongan.

Sesaat sebelum berangkat dari rumah...

Gini nih tampilan dengan jilbabnya...
Cantik kan? Cantik kan? Hehe
Ketika sampai di Bandara, keluarga gw termasuk bagian dari rombongan yang pertama datang. Selain itu juga ada Tante Ani (sepupu dari nyokap) yang juga udah nunggu di sana. Pas banget kita memang janjian untuk berangkat umroh bareng. Karena Tante Ani sendirian, makanya dia happy bisa berangkat dengan keluarga gw.

Daaaannn... karena udah lama banget gw gak berangkat ke luar negeri dan menjambangi terminal 2, gw sedikit kaget karena banyak bangeeet rombongan yang mau pergi Umroh. Ternyata karena sekarang mau pergi haji itu susah dan harus nunggu bertahun-tahun (info terakhir sampe 10 tahun, loh!) makanya banyak orang yang memutuskan untuk pergi umroh saja. Memang sih umroh itu bukan salah satu rukun Islam dan bersifat sunnah, kalau haji kan wajib (jika mampu). Tapi daripada menunggu begitu lama, sedangkan kita gak tahu kemungkinan di masa depan seperti apa, banyak yang merasa Umroh aja didahulukan.

Sedangkan kalau keluarga gw, Umroh sekeluarga itu merupakan mimpi nyokap sejak ia pergi haji dulu. Alhamdulillah doa nyokap dikabulkan oleh Allah SWT tahun ini. Meskipun awal persiapannya ribet karena harus urus perpanjang passport, suntik vaksin, cari jadwal cuti, sampe tiket pesawat yang diundur-undur terus karena selalu kehabisan.

Siap berangkat, Kapten!
Setelah semua rombongan kumpul, akhirnya kita berpisahlah dengan para pengantar hari itu. Walaupun cuma sembilan hari, tapi ada rasa sedih / haru saat berpisah dengan keluarga yang mengantar. Sedih juga saat pamitan sama si Yayang. Hehehe... tapi hati sudah mantap untuk berangkat, maka tanpa ragu kita melangkahkan kaki menuju boarding room.

Enaknya berangkat Umroh itu, gak perlu pusing mikirin bagasi, passport, visa, check-in dll saat di bandara karena sudah diurus oleh pihak travel. Hehehe... Alhamdulillah banget juga kami dapat penerbangan dengan pesawat Etihad dari Abu Dhabi, jadi nanti bakalan transit sebentar di bandara kota itu. Yeaaaayyy!!!

Ini pertama kalinya naik Etihad... Memang sih dapet kelas Ekonomi dan duduknya mencar-mencar sama yang lain. But I was happy. Their plane was still new, the stewardess was friendly, and particularly there was entertainment system for each seat... Lots of new box office film, music albums, tv channel, etc... Meskipun bakalan terbang hingga 8 jam menuju Abu Dhabi, gak bakalan bosen deh...

Nah, keseruan pertama di pesawat adalah, karena kebanyakan yang ikut Umroh adalah bapak-bapak dan ibu-ibu yang gak ngerti bahasa Inggris, maka gw harus banyak membantu para pramugrari untuk menterjemahkan bahasa Inggris ke Indonesia dan sebaliknya. Gw kasian sama pramugari yang melayani deretan gw karena dia udah kebingungan harus ngomong apa ke anggota rombongan saat di tanya mau makan / minum apa. She said, "Oh thank God you can speak English!". 

Makanan di pesawat...
Maaf agak berantakan baru sempet di foto.
Pelayanan Etihad bagus banget dan
makanannya juga enaaak...
Pakai gelang seperti ini supaya gak hilang.
Hahahahaha... kayak pasien yah


Selama perjalanan menuju transit di Abu Dhabi, kita dapet minuman ringan, makan malam, minuman lagi, dan makanan tengah malam. Sampe cape makan terus hahahaha... Alhamdulillah makanannya enak, bersih, dan masih cocok dengan selera lidah meskipun menu yang disajikan itu menu arab. Oh ya dapet selimut dan perlengkapan tidur gratis yang boleh dibawa pulang juga. Ada dompet kecil yang berisi kaos kaki, tutup mata, tutupan telinga, lipbalm, dan headset buat entertainment systemnya (yang ini harus dibalikin). Gw juga harus berkali-kali jelasin cara pakai entertainment system berbahasa Inggris tersebut kepada penumpang lain. Bahasa Inggris saya terpakai! Hoooorrreeee.... Oh ya dari entertainment system tersebut, kita juga bisa lihat gambar di luar pesawat. Jadi bisa lihat pemandangan luar juga atau bisa lihat informasi pernerbangan dllnya. Hihihihi canggih yah....

Kita sampai di Abu Dhabi sekitar jam 2 malam atau jam 11 waktu sana. Ngantuk parah karena gw hampir tidak tidur sama sekali, tapi tetep semangat untuk foto-foto dikit. Hehe...


Bandara Abu Dhabi itu keren. Bersih, rapi dan teratur. Fasilitasnya pun oke berat!!! Jauh deh jauh sama fasilitas di Soekarno-Hatta sini. Fasilitas wifi-nya pun kenceng abis... Sayang gak sempet fotoin fasilitasnya satu per satu karena ngantuk dan harus buru-buru menuju boarding room berikutnya. Oh ya, sebelum mendarat di sini, pesawatnya sempet muterin kota Abu Dhabi dulu jadi gw bisa lihat tuh pemandangan kota dari atas. Pas banget gw dapet tempat duduk di samping jendela jadi bisa lihat kota Abu Dhabi yang bener-bener tertata rapi. Sumpah rapi banget! Blok-blok perumahan pun rapi, bersih, penerangan pun sangat bagus. Ah sayang hanya bisa mampir di bandaranya ajah...

Selfie with Pipi...
Setelah menunggu di boarding room selama kira-kira dua jam. Kami berangkat lagi dengan pesawat Etihad penerbangan jam 2 lebih waktu Abu Dhabi menuju Jeddah. Kali ini bisa tukeran tempat duduk dan duduk berdua bareng Pipi di bangku belakang. Pramugarinya juga happy sama kita berdua yang bisa bahasa Inggris dan permintaan kita apapun itu dikasih sama dia. Hahahahaha...

Di pesawat ini pun semua Entertainment Systemnya lengkap, cuma gak dapet selimut dan perlengkapan tidur lagi karena penerbangan kali ini hanya makan waktu sekitar dua jam. Karena kita gak langsung umroh, jadi gak perlu niat Ihram dari atas pesawat. 

Hmmmm kira-kira begitu pengalaman kita di hari pertama keberangkatan Umroh. Tunggu cerita hari berikutnya yaaahhh ^^


Regards,



~If you die trying for something important, then you have both honor and courage~
Senin, Januari 21, 2013 2 komentar

Jadi dosen itu... Part I

Akhirnya setelah berdarah-darah menghadapi mahasiswa di semester ini, gw berhasil juga menyelesaikan berbagai tugas sebagai dosen kemarin. Yippiieee!!! *joget dangdut*

Okeh, baiklah. Gak berdarah-darah juga sih, tapi semester ini beban kerja gw sebagai dosen memang lebih berat dari sebelum2nya. Mulai dari mengajar di tempat baru yang beda sistem jadi gw harus bikin modul sendiri, bikin soal ujian sendiri, sampe-sampe bawa laptop pun harus punya sendiri. Hehehehe...

Ditambah lagi hampir semua mata kuliah yang gw ajarin itu sifatnya praktek atau workshop, walhasil tugas mahasiswa menumpuk puk puk di kamar gw. Kalo sekarang sih udah tinggal sisa yang belum gw balikin aja karena sebagian besar udah kembali ke tangan masing-masing. Fiuuuhhhhh... Belum lagi dengan berbagai kelakuan mahasiswa yang kadang bisa banget bikin gw happy, ketawa ngakak, sedih, khawatir, hingga naik darah sampe ke ubun-ubun.

Karena itulah, kali ini pengen banget nyeritain apa aja sih kehebohan selama gw menjadi dosen kurang-lebih 3 tahun ini... Untuk postingan pertama ini, mungkin lebih seru kalo gw ceritain tentang enaknya dulu kali yah...

Baiklaaah... mari kita mulai... Serunya jadi dosen itu:

1. Jadwal Kerja
Karena saat ini status gw masih sebagai dosen luar biasa (alias dosen honorer), jadi gw bisa mengatur jadwal kerja gw. Hari ini di kampus A, besok di kampus B, besoknya ngantor, besoknya entah di mana... hehehe jadi masih bisa sambil sana-sini buat main, kerjaan lain, dan hangout bareng yang ngajak hang-out. Kalo ada jadwal yang bentrok, bisa ganti jadwal ke hari lain yang masih kosong.

Kadang malah dalam satu hari bisa mencar ke tiga tempat. Kayak semester ini, kalo hari Sabtu, gw pagi2 buta udah harus bangun dan siap2 karena jam 8-11 udah harus ngajar di kampus Cimone deket rumah, abis itu jam 12.15 udah harus sampai kampus di Ciledug yang jauhnyaaaaaa dan macetnyaaaaa... Setelah itu jam 4 udah harus stand-by di Cengkareng sampe jam 6an. Malah tadinya jadwal ngajar itu sampe jam 9 malah... Hahahaha fix beberapa semester belakangan ini, gw selalu malam mingguan sama mahasiswa di kampus alias ngajar.

Tapi karena akhirnya kemarin diubah sampai jam 6 aja, jadi abis itu kadang buat bimbingan mahasiswa, atau ya beneran nge-date sama mahasiswa [if you know what i mean... (^_~) hehehe...] 

Semoga jadwal semester depan pun bersahabat yah... Karena walau udah gak ada kelas S2, tapi tetep harus bimbingan dan sering2 ke perpus. Jadi butuh waktu buat ngerjain thesis dan ngerjain kerjaan yang lain juga dengan selancar-lancarnya. 

2. Mahasiswa Libur = Dosen Libur
Balik ke statement awal, karena saat ini status gw masih sebagai dosen luar biasa (alias dosen honorer), jadi gw gak perlu datang ke kampus setiap hari seperti dosen-dosen tetap. Begitu pula dengan hari-hari dimana mahasiswa libur. Mereka libur, gw pun libur... Hohohohohoho *ketawa jahat*

Jadi gw bisa menyediakan waktu untuk "me time", atau bahkan untuk liburan bareng temen-temen. Dan karena jadwalnya pasti, jadi gw bisa rencanakan dari jauh-jauh hari sehingga gak kesulitan cari tempat ataupun transportasinya. Kadang bahkan bisa libur sampai berbulan-bulan sesuai sama liburannya mahasiswa.. Aaaaaahhhh senangnya...

Tapi... kalo libur ya gajinya juga libur... hhueehehehe-he-he-he *miris*

3. Dosen = Boss
Kalau di kantor, kita yang jadi bawahan. Tapi kalau di kampus, dosen-lah bossnya di kelas. Boss di sini gak berarti bisa sembarang nyuruh ini-itu ke mahasiswa loh. Tapi boss di sini maksudnya lebih sebagai leader dan inspirator. Kapan lagi kita bisa menyampaikan pandangan, ilmu, pengalaman, curcol-curcol, hingga berbagi emosi bersama ke orang lain yang menghormati kita dan memang mencari hal tersebut dari kita.

Rasanya bener-bener terpuaskan kalau bisa menginspirasi para mahasiswa itu... Gak harus sampai menginspirasi deh, bisa buat mereka nyaman dan menunggu-nunggu kehadiran kita aja, rasanya udah happy banget. 

Hmmm... tapi yah kadang bisa juga ketemu sama kelas yang biasanya seru, tapi tiba-tiba ngeselin. Kalo udah begitu, ya bisa marahin, nasehatin, atau ya tinggalin aja. Hehehehe...

Kira-kira segitu dulu aja kali yah yang gw share tentang keseruan jadi dosen... Masih banyak keseruan lainnya yang akan menyusul di postingan berikutnya... See you, guys.

Regards,

 

~If you die trying for something important, then you have both honor and courage~
Selasa, Januari 08, 2013 0 komentar

How can I not love you - Joy Enriquez



Cannot touch, cannot hold
Cannot be together
Cannot love, cannot kiss
Cannot have each other
Must be strong and we must let go
Cannot say what our hearts must know

How can I not love you?
What do I tell my heart?
When do I not want you here in my arms?
How does one waltz away from all of the memories?
How do I not miss you when you are gone?

Cannot dream
Cannot share sweet and tender moments
Cannot feel how we feel
Must pretend it's over
Must be brave and we must go on
Must not say what we've known all along

How can I not love you?
What do I tell my heart?
When do I not want you here in my arms?
How does one waltz away from all of the memories?
How do I not miss you when you are gone?
How can I not love you?

Must be brave
And we must be strong
Cannot say what we've known all along

How can I not love you?
What do I tell my heart?
When do I not want you here in my arms?
How does one waltz away from all of the memories?
How do I not miss you when you are gone?
How can I not love you when are gone ?



Notes:
This is probably the most similar song that describes our current situation...
How can I not love you, dear...

Regards,



~If you die trying for something important, then you have both honor and courage~
0 komentar

What I Want...

Beberapa hari yang lalu, gw sempat posting kata-kata ini di twitter @BiaZth dan FB gw.

"Sebelum memaksakan kehendak, ego, & pendapatmu pada orang lain, pernahkah engkau bertanya apa yg sebenarnya dibutuhkan oleh orang tersebut?"

Kata-kata ini bukan sekedar gw posting tanpa tujuan. Sesungguhnya ini adalah luapan hati sendiri yang belakangan ini merasa dipaksakan oleh pendapat dari mereka yang tidak berusaha mendengarkan apa yang sesungguhnya gw inginkan dan gw butuhkan. 

Lalu gw pun bertanya pada diri gw sendiri, memang apa yang sebenarnya gw butuhkan dan gw inginkan?

Dia.

Gw berusaha untuk bertanya kembali. Kenapa dia?

Dan kembalilah gw pada perenungan dan mencari apa sesungguhnya alasan gw mencintai, membutuhkan, dan menginginkan dia yang saat ini telah terlepas...

Yang gw butuhkan bukanlah seorang pendamping hidup, tapi teman hidup.
Yang gw butuhkan adalah seorang partner yang menganggap gw sejajar dan sepakat untuk bekerja sama dalam berbagai masalah kehidupan.
Yang gw butuhkan adalah seseorang yang menarik tangan gw saat gw butuh bantuan untuk naik ke atas, dan yang menyediakan tangannya saat gw butuh pegangan ketika harus turun ke bawah.
Yang gw butuhkan adalah seorang partner in crime yang bisa diajak seru-seruan meski sedikit gila, namun bisa mengingatkan di saat gw mulai kelewat batas.
Yang gw butuhkan adalah seseorang yang bisa menjadi sosok ayah yang baik karena gw akan butuh banget kerja sama dari dia jika memang kami berkeluarga nanti.
Yang gw butuhkan adalah seseorang yang senyumnya mampu meredakan rindu di hati, melegakan sesak di dada, dan melumpuhkan amarah.
Yang bisa membuat gw tertawa.
Yang tetap memberi perhatian meski sesungguhnya ia sedang marah.
Yang bertanggung jawab, pekerja keras, menyayangi keluarganya, dan keluarga kami nanti.
Yang mau untuk bekerja sama membangun semuanya dari nol hingga saatnya bersenang-senang nanti.
Yang tanpa ragu mengucap maaf dan memaafkan.
Yang bisa melengkapi gw...

Lalu gw bertanya dan mengingat, apakah dia memiliki itu semua...?

Ya. I know he is the one for me...

Dan kali ini ketika gw kehilangan dia, pantas saja rasanya begitu sesak, begitu kosong, begitu besar luka yang tercipta. 

Dia memang mengatakan bahwa perpisahan ini tidak berarti dia meninggalkan gw, dan sampai sekarang, dia masih memberikan perhatiannya. But at one point, I know... akan tiba saatnya dia akan benar-benar meninggalkan gw... Dan membayangkannya aja, gw nyaris gak bisa nafas... 

Dia telah banyak memberikan kenangan manis, memori berharga, dan pelajaran hidup penuh makna... sungguh gw gak mau kehilangan dia dan gak mau melewatkan momen ini dan akhirnya kehilangan dia untuk selamanya...

Jika saatnya nanti gw akan menikah, gw gak mau menikah hanya karena dicintai atau mencintai. Gw ingin saling mencintai...
Ingin menikah karena memang sudah siap dan yakin bahwa dialah orangnya. Bukan menikah hanya karena perasaan nyaman karena berhasil mendapatkan seseorang, bukan menikah karena tuntutan kemauan dari lingkungan sekitar. Bukan itu.
Gw ingin menikah bukan dengan orang yang dipandang yang terbaik oleh orang lain, tapi yang terbaik dimata gw.
Pun kalau dia telah hadir, tidak sekarang, tidak esok, karena gw yakin kami masih butuh waktu untuk mempersiapkan diri dan mematangkan mental.

Jadi, bagaimana aku bisa melepaskan seseorang yang seharusnya melengkapi aku?

Regards,

 

~If you die trying for something important, then you have both honor and courage~
Senin, Januari 07, 2013 0 komentar

Seventh

Biasanya angka tujuh itu menjadi angka favorit gw... Bukan karena sering hoki dengan angka itu, tapi hanya karena suka aja dengan angka tersebut.

Tapi ternyata kali ini angka tujuh kurang bersahabat... Di hari ke-tujuh awal tahun ini, juga di hari ke-tujuh dia terlepas dari gw, rasanya masih campur-aduk. Bukan campur-aduk dalam arti positif, tapi campur-aduk antara sedih, kecewa, marah, bete, kesal, dan semua perasaan negatif lainnya sejak pagi tadi. Berusaha sebisa mungkin untuk tersenyum seakan-akan tidak ada apa-apa, tapi yah masih tetep kelepasan juteknya. 

Katanya kalo udah seminggu, bakalan berenti nangisnya, tapi sama aja. Masih dengan morning mourn-nya, dan masih dengan rasa kosong yang besar. Masih ada rasa nyeri dan sakit di dada. Juga masih dengan rasa belum rela dan ikhlas dengan semua ini. 

It hurts like hell...

Regards,

 

~If you die trying for something important, then you have both honor and courage~
Minggu, Januari 06, 2013 0 komentar

The Morning Mourn

Last night, I had a dream of him... I slept in his arms and sleep peacefully...

Then I woke up with sorrow and tears... knowing that dream might never happen...

Saat-saat pertama ini sungguh-sungguh sulit buat gw. Sangat.
Terutama di pagi hari. 

Gw hanya bisa menenangkan diri ketika gw bekerja atau berada di sekitar orang lain... Ketika sendiri, hampir selalu tumpah semua emosi yang tertahan. Setelah itu berusaha sebisa mungkin untuk menghapus air mata dan merapikan wajah agar terlihat tak ada masalah.
Jika malam datang, nyaris selalu tetes itu hadir. Dan ya setelahnya gw bisa tertidur dengan lebih mudah dibandingkan jika gw tahan tanpa air mata yang berujung insomnia...

Namun ketika pagi datang, adalah saat-saat tersulit yang harus gw hadapi. Ketika membuka mata setiap pagi, hal pertama yang harus gw hadapi adalah rasa kosong di dada. Seakan-akan ada sebuah luka besar yang menganga di sana. Rasanya hampa. Hal berikutnya adalah kenyataan bahwa ada yang hilang dari kehidupan gw. Hal yang sangat berharga. Dan kenyataan bahwa gw harus menjalani hari dengan kekosongan itu membuat gw tidak ingin beranjak dari tempat tidur. Membuat gw harus menghabiskan waktu lama untuk sekedar menghapus sisa-sisa air mata.

Dan di ujung duka yang hadir memberatkan di setiap paginya, gw hanya bisa berharap bahwa dia tidak mengalami hal yang sama seperti apa yang gw hadapi...

Regards,

 

~If you die trying for something important, then you have both honor and courage~
Kamis, Januari 03, 2013 0 komentar

The Third Day

This brake up thing have never been easy for me...

In this third day, I have to go back to campus and teach. It means, I have to be alone along the way there and back home inside my car. So yes you can guess what happened. 

Sebenernya tadi pagi berharap banget kalau mahasiswi yang biasanya bareng sama gw ke kampus, ngajak bareng lagi. Supaya gw gak sendirian di mobil dan perhatian gw bisa teralihkan. Sayangnya gw harus berangkat hanya bersama dengan sakit kepala yang cukup menyiksa. Selain itu mencoba menahan air mata yang berusaha keluar sepanjang perjalanan.

Setelah sampai di kampus, selama mengajar dan berada di ruang dosen tidak menjadi masalah. Hanya sedikit gloomy dan gak bisa seceria biasanya ketika menghadapi mahasiswa. Yang jadi masalah utama adalah ketika makan siang. 

Tanpa pikir panjang, gw memutuskan untuk makan di restoran fastfood deket kampus yang biasa gw dan dia datangi. Awalnya gak ada masalah sama sekali. Namun ketika makanan telah terhidang di meja, selera makan gw hilang, dan ada sekelebat bayangan dia di hadapan gw. Setengah mati gw nahan supaya gak nangis. Tapi gak bertahan lama. Sebisa mungkin gw habiskan makanan yang bisa tertelan dan setelah itu puas2in keluarin emosi yang tertahan di mobil. 

Begitu pula ketika pulang dari kampus. Hampir sepanjang jalan gw nangis. Bahkan sampai rumah pun, gw harus tunggu di mobil sekitar 15 menit sampai air mata gak keluar lagi, sampai gw merasa sedikit tenang. 

This is so hard. I can't handle the pain... can hardly breath... can barely speak...

It turns out to be true. When you fall in love, all of the love song finally seems logical. But when you broken-hearted, all of the happy, sad, and angry memories can make you cry.

Tapi biarlah... biarlah hanya gw dan dia saja yang merasakan kesedihan ini, bukan orang tua kami terutama ibu kami.

Actually, we do this not only because we were asked too. But because we don't want to see more tears in our mothers eyes. At first it was my mother who has been crying when we were still together. But then his mother was also feel the sadness because of the rejection from my family. So then we decided, it would be better if we are the only people who are crying, not our mothers. 

Biarlah kami saja yang merasakan sakitnya, selama ibu kami merasa lega.
Biarlah kami saja yang menangis, selama ibu kami merasa tenang.

Hanya bisa berharap bahwa kami bener-bener bisa melewati ini. Bener-bener bisa menghadapi fase tersulit dalam patah hati ini...

Regards,

 

~If you die trying for something important, then you have both honor and courage~
Rabu, Januari 02, 2013 0 komentar

Our New Year...

For me, it was a great New Year's Eve...

Karena merupakan hari terakhir kami bersama, we was desperately tried to find a good place to spend the night together. Tadinya punya rencana untuk ke pantai, tapi dimana-mana penuh dan mahal. Ke Jogja bareng temen2 S2, tapi biayanya juga besar dan dia juga gak bisa cuti dari kerjaannya. Entah kenapa akhirnya kami memiliki keinginan bersama yaitu untuk menghabiskan malam tahun baru berdua, di tempat yang tinggi agar bisa melihat gelegar pesta kembang api di sana-sini.

Akhirnya setelah cari sana-sini, kita dapet tempat yang lumayan oke dan cukup tinggi untuk melihat kembang dari dari seluruh penjuru kota. Dan ternyata bener. Kita bisa lihat kembang api di setiap sudut mata memandang. Bahkan bisa meihat letusannya dari jarak yang deket banget karena orang-orang di lantai bawah pasang kembang api dan meletusnya pas satu lantai di bawah tempat yang kita sewa. Dari excited, seru sendiri, sampe takut kena percikan apinya.

Saking serunya ngeliat kembang api, gw sampe lupa sama keinginan awal gw ke sana. Siapa sangka kalau justru dia ingat. Ketika heboh nonton kembang api yang sudah menggelegar sebelum jam 12 tepat, dia juga asyik merekam atau memoto dengan kameranya. 

But suddenly our eyes met. Then he kissed me.
It was the sweetest kiss ever and we did it surrounded the fireworks...
My dream were finally came true...
So I said, "happy new year". and he said the same

Satu hal yang gw sesali, gw tidak mengucapkan i love you ke dia... saat itu.

Tapi gimana pun juga, gw bersyukur bisa menghabiskan malam tahun baru bersama dia. 

Dan terima kasih untuk kamu tersayang, yang telah mewujudkan mimpi tahun baruku... I always pray the best for us... Semoga ini memang yang terbaik untuk kita. Terima kasih atas hari-hari penuh canda, tawa, tangis, dan kasih sayang yang kita bagi bersama. Maaf jika aku butuh waktu untuk sepenuhnya melepas kamu. This kind of thing have never been easy for me...

Regards,

 

 ~If you die trying for something important, then you have both honor and courage~
Selasa, Januari 01, 2013 0 komentar

Resolusi 2013

Gak seperti biasanya, tahun ini gw agak telat bikin resolusi. Pas di tanggal 1, pada saat gw pulang dari acara tahun baruan bersama seseorang paling spesial, barulah resolusi gw lengkap. Mumpung masih fresh, sekalian mau ucapin terima kasih untuk kamu tersayang yang telah mewujudkan mimpi tahun baruku... I always pray the best for us...

Okeh, soal tahun baruannya, nti dilanjut dipostingan berikutnya, sekarang soal resolusi dulu ah...

Resolusi tahun ini mungkin bisa dibilang lebih sedikit dari tahun-tahun sebelumnya, tapi justru lebih menantang dan butuh perjuangan nih untuk mewujudkannya. Kalo kata orang sukses, kalo punya keinginan, tulis. Kalo bisa, tulis tangan, tempel di jidat *eh* di dinding maksudnya. Tapi sementara ini, ketik dulu deh hehe. 

Baiklaaaahhhh... langsung aja!

1. Lulus S2
Yap tahun ini kalau thesis lancar jaya, insya Allah sayah lulus S2. Amiiin... Semoga bisa bener2 lancar thesisnya, jadi bisa selesai sekitaran pertengahan tahun. Abis itu tinggal nunggu wisuda deh bulan Desember 2013. Yipppiiieeee... doakan saya yaah...

2. Cari Beasiswa Asing
Bisa dibilang, ini adalah satu keinginan gw yang sampai sekarang masih belum terwujudkan, masih terbayang-bayang dipikiran. Masih pengen banget kuliah di luar negeri. Masih pengen gali ilmu dari tempat baru yang lebih maju dari sini sini. Kemungkinan ingin cari beasiswa S2 lagi di Eropa atau US dan masih pengen ambil komunikasi, tapi yang lebih praktikal. Jadi ilmu buat mahasiswa gw nantinya pun akan lebih praktikal dan terbaru lagi. 
Semoga, setelah thesis selesai, masih ada waktu untuk lakuin ini sampai waktunya wisuda.

3. Tempat Ngajar Baru
Kalau udah dapet titel Masternya, bener-bener pengen banget melamar untuk ngajar di universitas yang lebih besar. Ingin menjelajahi tempat-tempat baru untuk berbagi ilmu. Semoga bisa terwujud, Ammiiiinn...

4. Selesaikan 1 novel
Ini bisa dibilang menjadi salah satu resolusi yang sering terulang-ulang, tapi tidak pernah terwujud. Tapi akan tetep gw tulis, dan gw coba. Novelnya mungkin bukan tentang Sherry, tapi tentang kisah cinta. Setengahnya terinspirasi dari kisah nyata, setengahnya lagi penambahan agar lebih enak dibaca. 
Meskipun naskah awalnya hilang bersama laptop lama, tapi akan gw coba untuk merangkai kisahnya dari awal. Kalau selesai, akan gw tawarkan ke penerbit, atau gak ya terbitin sendiri deh hehehehe...

Kira-kira itu aja resolusi untuk tahun ini. Insya Allah akan gw perjuangkan. Fight!!!

Regards,

 

 ~If you die trying for something important, then you have both honor and courage~
 
;