Di postingan sebelumnya, gw cerita tentang perjalanan umroh hari pertama. Sekarang waktunya lanjut ke hari ke-2.
Day 2:
Di hari ke dua, gw dan rombongan tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. Bandaranya simple, sederhana banget untuk ukuran bandara yang melayani ribuan pendatang dan tamu Allah setiap harinya. Cuma ada satu lantai namun memang banyak terminalnya. Ketika turun dari pesawat, kita harus menaiki shuttle bus menuju terminal kedatangan. Setelah itu mengantri untuk pemeriksaan imigrasi yang cukup panjang padahal saat itu masih sekitar pukul 5 pagi waktu setempat.
Untuk antriannya pun sedikit membingungkan karena petunjuk antrian pun kurang jelas dan tidak sesuai dengan panel masing-masing. Tapi ya sudahlah ikut mengantri aja. Sambil antri ada beberapa petugas yang menawarkan kartu perdana provider lokal setempat. Gw sih gak beli karena nyokap udah beli dan gw pikir paling cuma butuh buat sms ke dia aja waktu itu, jadi gak perlulah pakai kartu baru.
Selama antri, gw disenyum2in terus sama petugas imigrasi di sana. Karena gw tahu cowok Arab itu katanya genit, jadi gw cuek2 dan diem aja.
Setelah sempat sholat shubuh di masjid bandara, gw dan rombongan pun naik ke bus yang akan langsung mengantar ke Madinah. Yup dua hari pertama kami habiskan di Madinah terlebih dahulu. Setelah itu baru melaksanakan Umroh di Mekkah.
Di bus menuju Madinah... Cape tapi tetep sumringah! |
Gw kira perjalanan ke Madinah itu hanya satu atau dua jam, ternyata sampai lima jam, saudara-saudara! Melintasi jalan tol panjang tanpa gerbang pembayaran yang terbentang di tengah-tengah gurun pasir dan bebatuan. Sepanjang perjalanan, gw bertanya-tanya, dulu ketika Hijrah ke Madinah, berapa lama yah yang Nabi Muhammad SAW butuhkan dengan menaiki Unta dan harus bersembunyi dari kejaran Quraish? Jawabannya delapan hari. Woooow...
Nah tempat pertama yang kita datangi ketika sampai di Madinah adalah Masjid Quba yaitu masjid pertama yang dibangun oleh Nabi Muhammad. Alhamdulillah ketika sampai di sana, pas adzan sholat Zuhur, jadilah kita sholat Zuhur berjamaah di sana, tanpa lupa sebelumnya sholat sunnah Tahiyatul Masjid untuk menghormati masjid yang kita datangi. Setelah sholat, tidak lupa berfoto lagi hehe...
Bersama Pipi di depan Masjid. Agak susah mau foto dari jauh karena pisah dari rombongan. |
Di halaman belakang masjid. Anginnya kencaang... |
Selama di masjid ini, banyak anak-anak kecil yang berjualan souvenir seperti kalung ataupun tasbih. Kalau dari awal kita gak tegas bilang gak mau, mereka akan terus nawarin dan memaksa kita untuk membeli.
Bahkan ada salah satu dari mereka yang sampai menangis agar barang jualannya dibeli. Haduuuuuhhhh...
Di pelataran parkir masjid juga banyak ruko-ruko yang menjual berbagai macam barang untuk keperluan ibadah maupun oleh-oleh. Namun karena bukan tujuan untuk berbelanja di hari itu, jadinya setelah sholat, foto2sebentar, langsung deh balik ke bus. Gak mau sampai ketinggalan bus soalnya.
Niatnya mau difotoin dengan seluruh bangunan masjid terlihat. Apa daya fotografernya kurang oke... |
Setelah itu kita makan siang di bus dan melanjutkan menuju Masjid Nabawi. Kurang lebih sekitar jam 3an kami sampai di hotel. Hotelnya persis di depan pintu masuk masjid... Jadi deket banget gak perlu jalan jauh untuk sampai di masjid. Setelah sampai, pembagian kamar, dan merapikan koper, langsung mandi, ganti baju, lalu sholat di masjid.
Satu hal yang terucap ketika masuk ke pelataran masjid adalah "Subhanallah". Masjidnya besaaaaaar banget. Pelatarannya pun luas banget. Dan ada penutup di bagian atasnya. Keren banget deh! Arsitektur masjidnya pun lega baik di bagian dalam maupun luar.
Di pelataran Masjid Nabawi |
Di depan pintu masuk Masjid |
Sebenarnya di dalam Masjid itu gak boleh foto-foto, tapi yah ambil sedikit lewat kamera untuk lihat arsitektur bolehlah yaa... hehehe
Kalau sholat di masjid, jangan lupa untuk membawa kantung plastik tempat menaruh sandal / sepatu yang dipakai. Karena tidak aman kalau kita tinggal di luar ataupun di tempat rak sepatu. Bisa tertukar dengan punya orang lain soalnya. Atau bahkan kita lupa menaruhnya dimana. Ingat juga untuk masuk dan keluar dari pintu yang sama. Kalau tidak bisa-bisa kebingunan dan nyasar deh. Selama di sini, banyak sekali menemukan orang-orang terutama orang tua yang kebingungan untuk kembali ke hotel masing-masing.
Arsitektur dalam Masjid. Sungguh megah!!! Selain itu, kalau di dalam, masjidnya terasa begitu luas karena tidak terlihat ujungnya. |
Pengalaman terpenting sebenarnya di hari ini adalah gw bersama nyokap, Pipi, dan Tante Ani berhasil shalat di Raudah. Apa itu?
Jadi, di bagian depan Masjid Nabawi, dulunya merupakan bangunan lama Masjid dan rumah Nabi Muhammad SAW. Tepat di depan mimbar ada bagian dimana Nabi sering berdoa. Nah katanya kalau kita shalat dan berdoa di situ, doa kita akan di-ijabah alias terkabulkan. Amiiiiinnn....
Setelah shalat Isya dan makan malam, akhirnya kami berempat mencoba untuk menuju ke tempat tersebut. Ternyata gak gampang, loh! Karena perempuan memang hanya diperbolehkan untuk masuk ketika lewat jam 10 malam menunggu para pria keluar dari tempat tersebut. Jadinya ada semacam tirai2 penghalang supaya perempuan dan laki-laki gak bertemu dalam Masjid saat waktunya perempuan mengunjungi Raudah.
Awalnya, kita gak bisa masuk lewat pintu shalat untuk perempuan seperti biasa, karena bagian tersebut hanya untuk shalat saja. Jadi kita harus masuk lewat pintu samping yang letaknya jauh hampir ke bagian depan. Setelah itu mengikuti petunjuk dan arahan dari para penjaga perempuan. Alur jalannya hampir seperti labirin karena berputar dan berkelok-kelok. Sepanjang memasuki Masjid hingga bagian terdepan, gw semakin terkagum akan betapa besarnya Masjid ini. Subhanallah...
Setelah sampai, akhirnya kita harus mengantri untuk bisa masuk ke Raudah. Antriannya panjang dan penuh sesak. Tapi kita tetap sabar menunggu. Saat menuju bagian depan antrian, gw memperhatikan bagian langit-langit masjid. Ternyata arsitektur dan ornamennya benar-benar beda dengan bagian masjid yang besar. Ini benar-benar bangunan awal masjid yang kemudian ditambahkan dengan bangunan baru. Di langit-langitnya tergambang rangkaian tumbuhan dan bunga-bunga sebagai ornamen dan hiasan. Indah banget...
Maaf karena gak sempat mengambil foto perbedaan arsitekturnya karena memang gak sempat dan gak kepikiran saat itu...
Setelah menunggu sekitar satu jam, akhirnya kami berempat bisa masuk dan shalat di sana. Tapi jangan berpikir bahwa mudah melakukan semua itu. Semua orang berebut dan berdesak-desakkan untuk shalat dan berdoa. Karena hanya khusus pada bagian yang dikelilingi oleh pilar hijau-lah yang merupakan Raudah. Jadinya kami harus shalat bergantian dua-dua, agar bisa saling menjaga. Kalau gak, bisa2 terinjak saat sujud atau tempat direbut orang saat kita berdiri. Heboh banget deh orang-orang di sana. Padahal sebenarnya kan bisa yah dibuat antrian yang lebih rapi...
Setelah shalat dan berdoa, kami kembali keluar masjid dan kehilangan kantong plastik yang berisi sepatu dan sandal yang kita bawa. Tapi ya sudahlah... tinggalkan saja... daripada harus kembali terinjak dan berdesakan dengan orang-orang di Raudah, kami rela berjalan kaki hanya dengan kaos kaki menuju ke hotel. Hehehe...
Nah kira-kira seperti itu pengalaman hari ke-dua di sana... Tunggu postingan berikutnya yaaah...
Regards,

~If you die trying for something important, then you have both honor and courage~